ARISEL BA, bAA DAN bALQIS

ARISEL BA, bAA DAN bALQIS
Di LCCT KLIA SEPANG 16 JULAI 2011

Rabu, 28 Disember 2011

SKETSA SANG PENYAIR 4



SKETSA SANG PENYAIR 4
Sajak: Arisel Ba

          : Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah
 telah membuat perumpamaan kalimat yang baik –
seperti pohon yang baik, yang akarnya teguh,
cabangnya menjulang ke langit, pohon itu memberikan
 buahnya di setiap musim dengan seizin Tuhannya.
Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya
mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang
buruk, yang telah dicabut akar-akarnya daripada permukaan
 bumi, tak dapat tegak sedikit pun.
( al-Quran: Surah Ibrahim, ayat 24 – 26 )


aku tidak tahu bahawa selama ini aku dimanipulasikan oleh kata, disandiwarakan oleh bahasa apabila setiap kali aku mencerap hidayah dariNya membius firasat dengan menghunjam hujah falsafah yang tidak ada berkesudahan tatkala aku membicarakan soal diri, isteri, anak-anak, cucu-cucu dan menantu-menantuku.

benar sebagaimana kata Sutardji Calzoum Bachri: Menyair suatu kerjaya serius. Namun penyair tidak harus menyair sampai mati. Dia boleh meninggalkan kepenyairannya bila saja. Tapi kau: Arisel, jika sedang menuliskan sajak, kau harus melakukan secara sungguh-sungguh, seintensif mungkin, semaksimum mungkin. Kau harus melakukan pencarian-pencarian, kau harus mencari dan menemukan bahasa. Yang tidak menemukan bahasa takkan pernah disebut penyair.

Yang, aku seorang penyair, lantaran sambil aku menghirup asap dari pipa tembakau, aku mengarah: Wahai Selamah, buatkan aku secawan kopi belut!

29 Disember 2011,
Tranum, Tras, Raub, Pahang

Tiada ulasan:

Catat Ulasan