Sajak: Arisel Ba
Tatkala Mualim menasihati muridnya,
"Kalau
kamu bicara sesuatu,
jana
otakmu. Fikirkan sematangnya,
setelah
jernih fikirmu
lafaz
dengan kalimat baik dan benar."
Suatu hari ketika melebat hujan
Mualim dan muridnya bersantai
di tepi dapur kayu bertungku, api marak
tiba-tiba percikan api terkena jubah Mualim
muridnya menatap peristiwa itu dan diam
Tiba-tiba murid itu berkata,
“ Tuan Guru, aku
ingin berkata sesuatu,
bolehkah
aku menanyakannya?"
“
Muridku, jika perihal kebenaran,
bicaralah?,"
tukas Mualim.
" Perihal ini mengenai kebenaran,"
jawab
murid itu tunduk hormati gurunya
"Silakan," sampuk Mualim
Murid itu mula bicara,
"Aku
melihat percikan api melekat
marak
di jubah Tuan Guru"
Sambil tunduk, Mualim melihat jubahnya
terbakar
lalu berkata, “Kenapakah
tidak segera kamu beritahu?,"
"Aku
harus berfikir dahulu sejernihnya
sebelum
mengatakannya seperti apa
perihal
Tuan Guru nasihatkan padaku,"
jawab
murid itu dengan lugu.
Sejak
itu Mualim berjanji lebih berhati-hati
dalam
menata nasihat pada muridnya.
Mualim
tidak ingin peristiwa pahit itu terulang lagi.
1 Jun 2012,
Kg Tranum, Tras,
Raub, Pahang