SKETSA SANG PENYAIR 5
Sajak: Arisel Ba
tatkala aku menghisap pipa tembakau dan
menghirup kopi belut, aku memasuki negeri sajak. Negeri sajak ini terbina daripada
puluhan kamus kata yang menghuni ratusan belantara kata di mana aku tidak jemu
mencari diksi, mencari jalinan struktur dan bentuk sajak dan terus mengguna
bahasa pada sajak persis jambatan kayu di atas sungai yang deras di antara Bandar
yang sibuk dan belantara yang sepi.
dan ketika mahu menuliskan sajak, aku
mengingati ngomelnya Sutardji Calzoum Bachri: Katanya, Arisel, dalam sajak, penyair
menciptakan kata-kata (metafora), Konsentrasi seorang penyair ketika menulis
sajak hanya pada upaya menciptakan kata-kata, atau susunan kata-kata, itu
sebabnya kenapa kata-kata dalam sajak kelihatan aneh dan tidak familiar. Dalam
sajak, tekanan pada defamiliarisasi kata-kata atau bahasa.
aku pun menjadi tolol lalu membaca kembali
beberapa buah kamus dan mencari kata demi kata, sambil sesekali aku memanggil
isteriku: Selamah, buatkan aku lagi secawan kopi belut dan aku melayani ilusi
dengan menghembuskan asap pipa tembakau ke dalam negeri sajak.
31 Disember 2011,
Tranum, Tras, Raub, Pahang
Tiada ulasan:
Catat Ulasan